Petisi Hentikan Ekspor TKI Asal NTB ( Parlemen Muda Indonesia Perwakilan NTB)

Nusa Tenggara Barat, Provinsi dengan 2 pulau yakni Lombok dan Pulau Sumbawa adalah sebuah kawasan yang sangat indah, namun juga menyimpan segudang masalah. Salah satunya NTB adalah daerah kedua terbesar pengirim tenaga kerja ke luar negeri setelah provinsi Jawa Timur. Masalah krusial inilah yang paling menjadi perhatian saya. Menurut data APJATI NTB sepanjang tahun 2012 NTB mengirimkan TKI sebanyak 55 ribu orang ke luar negeri diantaranya paling banyak ke negara Malaysia dan Arab Saudi Data ini adalah data TKI yang berangkat melalui jalur resmi, sementara yang tidak melalui jalur resmi diperkirakan jumlahnya 2x bahkan 3x lipat.
Persoalan NTB sebagai lumbung TKI memang tak kunjung usai, Persoalan ini juga merupakan imbas dari maraknya kasus kawin di usia muda hingga kasus kawin cerai yang seolah olah sudah membudaya di kalangan masyarakat NTB. Berdasarkan Hasil survey yang dilakukan oleh Yayasan Keluarga Sehat Sejahtera Indonesia dan Forum Peduli Kawin Cerai dan Hak Anak (FPKCH), tahun 2001 silam, mengungkapkan, dari 3600 kepala keluarga yang dijadikan sample penelitian, 50 persen lebih melakukan kawin cerai. Pada satu orang bisa terjadi perkawinan sampai 32 kali, Sedangkan perceraian terjadi antara satu hingga 22 kali.
Kawin muda nampaknya menjadi salah satu penyebab mudahnya terjadi perceraian, Persoalan kawin muda lalu bercerai ini seolah olah sudah menjadi trend terutama di kalangan masyarakat ekonomi lemah yang kemudian berimbas kepada bertambahnya jumlah pengangguran sehingga banyak diantara mereka memilih untuk mengadu nasip ke luar negeri dengan menjadi TKI/TKW, tak jarang dari hasil perkawinan singkat tersebut menghasilkan anak yang kemudian di titipkan kepada sanak saudara, sementara itu orang tua mereka berangkat keluar negeri menjadi TKI maupun TKW.
Saya sungguh prihatin melihat kondisi ini bahkan saya juga pernah mengalami sendiri ditinggal orang tua bertahun tahun mengadu nasip sebagai TKI ke luar negeri, Jika kelayakan hidup anak-anak tergadaikan, tentu ini merupakan akar masalah dari rendahnya mutu kualitas anak NTB. Keterlantaran kelayakan hidup anak-anak berdampak pada berbagai masalah, seperti Kesehatan anak-anak tidak terjamin, hingga kerap terjadi kasus gizi buruk hingga busung lapar, Pendidikan anak-anak menjadi terlantar hingga menjadi pemicu akar rendah kualitas SDM NTB, Kebebasan untuk hidup layak menjadi tergadaikan hingga menjadi pemicu tunas muda NTB yang tidak bersifat pemimpin, selalu berpandangan terbelakang, Pada kenyataan yang ada anak-anak lebih dikerahkan untuk bekerja dari pada belajar. Mereka seolah-olah dipaksa untuk menjadi dewasa sebelum waktunya. Tidak heran akibat sikap yang demikian menjadi pemicu timbul masalah baru yakni banyaknya kasus kawin muda. Praktis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTB selama lima tahun terakhir belum bergeser dari posisi 32 secara nasional.
Tentu kasus ini mendatangkan banyak dampak negatif seperti tingginya angka kelahiran bayi, tingginya angka kematian ibu dan bayi, kualitas kesehatan bayi yang rendah, dan lain-lain. Semua masalah di atas berakar pada kasus krusial NTB, yakni kawin muda kemudian cerai hingga memilih mengadu nasip menjadi TKI/TKW. Seandainya saja persoalan berantai tersebut diminimalisir, tentu kualitas anak bangsa bisa ditingkatkan. Melihat dari kondisi ini saya rasa. perlu kerjasama dalam menyikapi persoalan ini, demi masa depan mereka, pendidikan, kesehatan, jaminan hidup, kehidupan layak serta kebebasan mereka untuk meraih cita sebagai tunas bangsa.

"Petisi ini merupakan bagian dari proses seleksi tahap 2 sebagai perwakilan provinsi Nusa Tenggara Barat di Parlemen Muda Indonesia 2014."

Untuk Mendukung Petisi Saya Silahkan Bisa Klik Disini

Comments

Popular posts from this blog

SISTEM KEMASYARAKATAN SUKU SASAK

SEJARAH PERPINDAHAN PUSAT NW

PROFIL MASJID JAMI’ RAUDHATUL MUTTAQIN DESA KOTARAJA